News Pemerintahan

Dialog Bersama Warga Solo: Syamsinar Bahas Penanganan Banjir dan Penegasan Batas Wilayah

IMG 20251014 WA0053
Syamsinar Dengarkan Keluhan Warga Solo: Batas Wilayah dan Ancaman Banjir Jadi Sorotan

INSAN.NEWS || PANGKEP — Anggota DPRD Kabupaten Pangkep dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Syamsinar, menyerap aspirasi warga Kampung Solo, Kelurahan Mappasile, Kecamatan Pangkajene, dalam kegiatan Reses Temu Konstituen III pada Selasa (14/10/2025).

‎Dalam dialog terbuka yang berlangsung hangat, Syamsinar menegaskan bahwa reses bukan sekadar agenda seremonial, melainkan momentum penting bagi anggota DPRD untuk mendengar langsung denyut nadi kebutuhan rakyat.

‎“Reses menjadi wadah nyata bagi kami untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. Semua masukan warga menjadi bahan perjuangan kami di DPRD,” ujar Syamsinar, Selasa(14/10/2025).

‎Politisi perempuan PPP ini menambahkan, sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan legislatif merupakan kunci utama mempercepat pembangunan dan pemerataan kesejahteraan di Pangkep.

‎Dalam sesi tanya jawab, Alwi, salah satu warga, menyoroti dua persoalan utama: batas wilayah antara Kelurahan Loka Saile dan Tekolabbua yang belum terselesaikan, serta ancaman banjir di wilayah Solo yang semakin sering terjadi.

Bagian III – Hegemoni Algoritma dan Kematian Akal Sehat ‎(Penutup dari trilogi “Demokrasi dan Logika yang Tertukar”)

‎“Kami berharap DPRD menindaklanjuti kejelasan batas wilayah agar tidak terjadi tumpang tindih administrasi, sekaligus memperjuangkan pembangunan tanggul penahan air di daerah kami,” ungkap Alwi.

‎Menanggapi hal tersebut, Syamsinar menegaskan komitmennya untuk membawa aspirasi tersebut ke rapat pembahasan di DPRD.

‎“Setiap suara warga punya nilai penting. Kami akan kawal agar masalah batas wilayah dan penanganan banjir ini mendapat perhatian serius,” tegasnya.

‎Kegiatan reses ini juga dihadiri Binmas Adibangsawan, Babinsa Asri Ahmad, tokoh masyarakat H. Salamun, serta puluhan warga yang antusias berdialog dan menyampaikan beragam persoalan wilayah.

Perempuan Berdaya: Menembus Ketidakadilan Gender dan Menata Arsitektur Ekonomi Syariah sebagai Pilar Keadilan Sosial
× Advertisement
× Advertisement