News

Pemerintah Akan Bangun Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia Timur; Terobosan atau Tantangan?

Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terapung. Foto (Sketsa)

INSAN.NEWS || Jakarta – Pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk membawa energi nuklir ke wilayah Indonesia Timur dengan mempertimbangkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terapung sebagai solusi bagi daerah terpencil yang selama ini bergantung pada bahan bakar minyak (BBM).

“Kami melihat potensi pemanfaatan PLTN terapung bagi wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, dalam pernyataan resmi di Jakarta, Senin (19/05/2025)

Strategi ini sejalan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025–2060, di mana pemerintah menargetkan kapasitas pembangkit listrik mencapai 443 gigawatt (GW) pada 2060 dengan dominasi 79 persen dari energi baru terbarukan (EBT).

Apakah EBT ini Transformasi Energi dan Tantangan Nuklir.?

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, nuklir mulai mendapatkan perhatian serius sebagai bagian dari strategi energi nasional, dengan alokasi 500 MW untuk pengembangan PLTN dalam dekade mendatang.

Namun, di balik optimisme ini, masih terdapat tantangan besar, terutama isu keselamatan dan penerimaan masyarakat.

AMUBA desak DISNAKERTRANS dan DPR ambil langkah solutif terkait PHK massal PLTU Punagayya

“Indonesia harus belajar dari negara lain seperti India dan Bangladesh, yang telah lebih dulu mengembangkan PLTN sebagai sumber daya utama,” ungkap Jisman.

Pemerintah pun mengantisipasi tantangan tersebut dengan merevisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, yang bertujuan untuk memperkuat aspek keamanan, kesiapsiagaan, kerja sama internasional, serta penegakan hukum dalam pengembangan PLTN.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah menuju energi nuklir tetap berlandaskan keamanan dan regulasi yang kuat,” tegas Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN), Haendra Subekti.

Apakah Target Nuklir ini Tahun 2029 Jadi Titik Awal?

Awalnya, pemerintah menargetkan pembangunan PLTN on-grid sebesar 250 MW pada 2032, tetapi kini langkah percepatan sedang diupayakan agar proyek ini dapat beroperasi lebih cepat, yakni pada 2029.

Dengan langkah ini, Indonesia Timur berpotensi menjadi pionir dalam transformasi energi berbasis nuklir, menghadirkan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Munafri Arifuddin Tekankan Kerja Keras dan Reformasi Birokrasi di Forum LK III HMI

Namun, tantangan besar masih mengintai—mulai dari regulasi, kesiapan infrastruktur, hingga edukasi publik tentang keamanan energi nuklir. Apakah Indonesia siap menghadapi era baru ini?

INSAN.NEWS – Menginspirasi Anda
Follow Berita InsanNews di Google New

× Advertisement
× Advertisement