INSAN.NEWS || Yogyakarta,- Kiprah digital Kota Makassar kembali mencuri perhatian di kancah nasional. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Makassar, Dr. Muhammad Roem, menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index (GMD-DTGI) yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Kamis (18/9/2025).
Dengan tema ;
“Mengoptimalkan Big Data dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah untuk Mendukung Akselerasi Transformasi Digital,”
seminar ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan daerah dan akademisi untuk membahas arah masa depan tata kelola digital di Indonesia.
Dalam pemaparannya, Dr. Roem menguraikan langkah-langkah strategis Pemerintah Kota Makassar dalam membangun ekosistem digital yang terintegrasi, sejalan dengan visi “Mulia, Makassar Unggul, Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan.”
“Transformasi digital bukan sekadar proyek teknologi, tetapi komitmen mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan terpercaya,” ujar Roem di hadapan peserta seminar.
Roem menjelaskan, Makassar telah memulai implementasi Smart City sejak 2015, dan kini menunjukkan hasil yang nyata. Berdasarkan penilaian Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, capaian Smart City Makassar 2024 berada di angka 3,64. Sementara menurut Institute for Management and Development (IMD), Makassar menempati peringkat 114 dari 142 kota dunia dalam Smart City Index 2024, bersama Jakarta dan Medan sebagai tiga wakil Indonesia.
Namun yang paling menarik, kata Roem, adalah terobosan besar Makassar lewat Super App “Lontara+” (Layanan Online Terintegrasi Warga Makassar) – sebuah platform digital terpadu yang menyatukan seluruh layanan publik kota hanya dalam satu genggaman.
“Kami memiliki 358 aplikasi layanan publik. Banyaknya pintu justru menambah kerentanan sistem. Karena itu, melalui Lontara+ semua diintegrasikan dalam satu ekosistem digital agar pelayanan publik menjadi efisien, cepat, dan mudah diakses,” jelasnya.
Roem menegaskan, peta jalan pengembangan Lontara+ telah disusun hingga 2029, mencakup integrasi seluruh layanan perangkat daerah menuju tata kelola digital yang utuh.
“Lontara+ bukan sekadar aplikasi, tapi simbol perubahan budaya birokrasi menuju pelayanan publik yang cerdas dan kolaboratif,” pungkasnya.
Seminar ini menjadi bukti bahwa Makassar kini berada di garda depan transformasi digital nasional, menghadirkan inovasi yang tidak hanya membanggakan daerah, tetapi juga menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia.
INSAN.NEWS – Menginspirasi Anda Follow Berita InsanNews di Google New


