Politik

Jelang Musda , Ilham Arief Sirajuddin di Nilai Sebagai Solusi Golkar SulSel

1763210426313
Baharuddin Hafid - Dosen Tetap Universitas Megarezky Makassar Dan Instruktur NDPers Nasional. Sabtu (15/11/2025). ‎
Daftar Isian Bacaan+

    INSAN.NEWS || Makassar – Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan (SulSel), dinamika internal partai kembali menjadi perhatian publik. Berbagai figur mulai bermanuver, menawarkan gagasan dan rekam jejak untuk memimpin partai beringin di tingkat provinsi. Namun di tengah riuhnya pergerakan politik tersebut, nama Ilham Arief Sirajuddin (IAS) mencuat sebagai salah satu sosok yang dinilai mampu menghadirkan jalan terang bagi Golkar Sulsel yang tengah menghadapi tantangan konsolidasi.

    IAS bukan pendatang baru dalam panggung politik lokal. Mantan Wali Kota Makassar dua periode ini memiliki rekam jejak kepemimpinan yang teruji, baik dalam tata kelola pemerintahan maupun dalam membangun komunikasi lintas kelompok. Di masa kepemimpinannya, Makassar menjadi laboratorium kebijakan publik yang melahirkan sejumlah inovasi layanan. Pengalaman itulah yang kini dinilai relevan mengingat Golkar Sulsel membutuhkan figur yang mampu menghadapi kompleksitas persoalan internal dengan pendekatan yang matang dan mengayomi.

    Di tubuh Golkar Sulsel sendiri, beberapa tahun terakhir tampak jelas adIlham Arief Sirajuddinanya fragmentasi yang melemahkan mesin partai. Perbedaan dukungan, faksi, serta dinamika kepentingan acap kali membuat konsolidasi berjalan tersendat. Di sinilah kehadiran IAS dipandang sebagai figur yang bisa menjembatani jarak antarfaksi. Ia bukan hanya memiliki jaringan luas di tingkat kabupaten/kota, tetapi juga dikenal sebagai sosok yang komunikatif dan mampu membangun kepercayaan.

    Selain modal sosial dan rekam jejak politik, IAS juga memiliki daya tarik elektoral yang tidak bisa diabaikan. Namanya masih memiliki resonansi kuat di berbagai daerah, terutama di wilayah urban. Dalam konteks politik kontemporer, figur yang memiliki pengaruh elektoral jelas akan menjadi nilai tambah bagi partai, baik untuk menghadapi Pemilu legislatif maupun Pilkada mendatang.

    Konteks Musda tahun ini juga membawa tantangan tersendiri. Golkar Sulsel membutuhkan kepemimpinan baru yang tidak hanya bisa menyatukan kekuatan internal, tetapi juga mampu melakukan pembaruan strategi politik. Partai beringin perlu membangun citra yang lebih modern dan inklusif, terutama untuk menarik simpati pemilih muda yang semakin kritis. Kehadiran IAS—dengan gaya kepemimpinan yang adaptif dan orientasi pada inovasi—dipandang dapat menjadi katalis bagi proses transformasi tersebut.

    ‎Hukum Kekurangan Oksigen: Ketika Keadilan Tak Lagi Bernapas

    Lebih dari sekadar persaingan memperebutkan kursi ketua, Musda Golkar Sulsel kali ini sejatinya merupakan momentum menentukan arah masa depan partai. Golkar membutuhkan figur yang tidak hanya populer, tetapi juga mampu menata kembali struktur, memulihkan soliditas, dan menghidupkan kembali militansi kader hingga ke akar rumput.

    Dalam konteks tersebut, Ilham Arief Sirajuddin menawarkan kapasitas yang relevan: matang dalam pengalaman, kuat dalam jejaring, dan memiliki kemampuan merangkul berbagai kelompok. Jika Golkar Sulsel ingin keluar dari lingkaran stagnasi dan membuka babak baru yang lebih solid dan kompetitif, maka IAS layak dipertimbangkan sebagai solusi kepemimpinan.

    Menjelang Musda, keputusan ada di tangan para pemilik suara. Namun publik dapat melihat bahwa hadirnya nama IAS memberikan alternatif yang menjanjikan bagi Golkar Sulsel untuk kembali berdiri sebagai kekuatan politik yang solid dan diperhitungkan.

    INSAN.NEWS – Menginspirasi Anda Follow Berita InsanNews di Google New

    Golkar Perkuat Diplomasi Global: Prof. Ngabalin Pimpin Delegasi ke Simposium Internasional Rusia
    × Advertisement
    × Advertisement