Akibat Aktivitas tidak Ramah Lingkungan di Kalimantan, Orang Utan dan Bekanta Terancam Punah.

oleh -198 Dilihat
1573014135 habitan orangutan thumb

InsanNews || Samarinda – Sekitar 25 ribu ekor bekantan yang tersebar di lima provinsi di Pulau Kalimantan hingga kawasan Sabah, Malaysia, populasinya terancam punah akibat berbagai aktivitas, terutama akibat pembukaan kawasan pertambangan dan perkebunan.

Tri Atmoko (peneliti satwa) mengatakan, akibat kelangkaan bekantan itu bukan karena berburu. Tetapi akibat banyaknya aktivitas yang mengancam habitatnya.

“Selain karena perburuan, satwa ini menjadi langka karena kerusakan habitat akibat berbagai aktivitas yang tidak ramah lingkungan,” kata Tri Atmoko di Balai Penerapan Standar Instrumen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin (21/2/2022).

Lebih lanjut, bekantan hidupnya di hutan-hutan dan cenderung di pepohonan tepi sungai, sedangkan masyarakat di Pulau Kalimantan masih banyak menggunakan jalur transportasi sungai untuk mencapai pedalaman.

“Kawasan sungai itu mudah dijangkau oleh masyarakat dalam menggunakan transportasi air, bahkan ada yang membuka hutan melalui jalur sungai, sehingga habitat Bekantan menjadi rusak, bahkan banyak yang hilang,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan, satwa endemik Kalimantan lain yang juga terancam punah adalah orang utan. Saat ini populasi orang utan di seluruh Kalimantan sekitar 57 ribu ekor. Sama dengan bekantan, ancaman kepunahan satwa ini juga akibat pembukaan lahan tidak ramah lingkungan dan perburuan.

“Satwa endemik dan langka di Kalimantan yang paling terancam ada dua, yakni orang utan dan bekantan. Status untuk orang utan Kalimantan adalah kritis mengalami kepunahan, sedangkan status bekantan adalah bahaya di ambang kepunahan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *