Insan.news || Mataram — Himpunan Mahasiswa Islam cabang Mataram melakukan aksi menjemput momentum Hari sumpah pemuda di depan gedung DPRD Nusa Tenggara Barat dan dilanjutkan ke kantor Gubernur NTB, Rabu (26/10/2022).
Di depan DPRD NTB, masa aksi HMI sempat sedikit pertentangan dengan pihak kepolisian. Dikarenakan masa aksi ingin membacakan hasil kajian di depan pintu lobi DPRD NTB.
Pada aksi ini, masa aksi HMI menyatakan kekecewaannya karena tidak ditemui oleh anggota DPRD NTB. Atas ketiadaan anggota DPRD NTB ini, masa aksi menyatakan sikap akan turun lagi sampai tuntutannya ditindaklanjuti oleh pihak DPRD NTB.
Setelah itu, masa aksi melanjutkan demonstrasi didepan kantor gubernur NTB. Sempat dijanjikan ditemui oleh Sekda NTB tetapi masa aksi tidak jadi ditemui oleh Sekda NTB.
Buntut dari kekecawaanya, massa aksi melakukan pembakaran spanduk aksi yang mereka bawa. Akan tetapi dihadang oleh pihak aparat kepolisian sehingga beberapa aparat kepolisian melakukan tindakan fisik dan saling kejar-mengejar dengan masa aksi.
Ketua umum HMI MPO Cabang Mataram, Tata Supriadin, menyayangkan beberapa aksi-aksi HMI cabang Mataram terus direspon secara repsresif oleh aparat kepolisian. Atribut HMI yang dibawa oleh masa aksi dirusak oleh pihak kepolisian.
“Padahal tujuan kami hanya satu yaitu ingin berdialog dengan pihak DPRD dan gubernur NTB yang mempunyai tugas dan fungsi sesuai tuntutan kami.” Pungkas Tata Supriadin.
Korlap 1, Danuansyah serta beberapa masa aksi lainnya sebagai korban akan bersurat secara resmi kepada pengurus PB HMI untuk menindaklanjuti kejadian ini kepada Kapolri.
Tata Sapriadin, ketua umum HMI MPO cabang Mataram juga menyatakan sikap tidak percaya terhadap aparat kepolisian dan akan menindaklanjuti tindakan aparat yang di luar dari perkap yang berlaku. Secara tegas dia sampaikan bawah besok HMI akan melakukan aksi di depan Polda NTB agar Kapolres Mataram bertanggung jawab dan meminta maaf secara terbuka di depan masa aksi.