Oleh : Aminatuzzuhriah – Mahasiswi Asal Pulau Kalukuang
INSAN.NEWS || Palau – Kalukuang,- Minggu 28 Desember 2025 – Laut adalah nadi pulau. Ia memberi hidup, sekaligus menebar ancaman yang tak pernah tampak hingga gelombang memecah keheningan. Hidup di pulau berarti belajar menari dengan ketidakpastian;
”Setiap perjalanan antar pulau adalah dialog sunyi antara manusia dan alam”.
Mayoritas kami, anak pulau, menggantungkan hidup pada laut. Nelayan menebar jala untuk sesuap nasi, hasil tangkapan dibawa ke kota menembus cakrawala biru yang luas.
Ada pula petugas dan tenaga medis yang menyeberang pulau demi tugas dan pelayanan, menempuh jarak yang tak terukur, menembus badai dan angin, karena laut tidak mengenal jarak dekat atau jauh.
Maut selalu bersembunyi di balik gelombang, menunggu tanpa permisi, dan kami belajar menerima ketidakpastian itu sebagai bagian dari hidup.
Kesadaran akan bahaya adalah lilin yang menuntun langkah. Kapal yang layak, peralatan keselamatan, perencanaan matang, dan kehati-hatian menjadi mantra untuk menaklukkan gelombang. Namun, laut selalu punya kata terakhir:
“Angin, hujan, dan gelombang besar bisa datang kapan saja, menguji keberanian, pengalaman, dan ketahanan kami”.
Di tengah gelapnya laut, solidaritas menjadi cahaya. Saling menjaga, menolong, dan berbagi informasi menjadi napas kehidupan. Tapi cahaya itu tak bisa meniadakan risiko;
”Ia hanya menegaskan bahwa ketahanan pulau lahir dari kesadaran, keberanian, dan kepedulian yang berjalan beriringan”.
Dialektika kepulauan terlihat jelas:
”Laut memberi hidup sekaligus menguji, keberanian dipertaruhkan, dan pengalaman menjadi pelindung”.
Menyeberang bukan sekadar rutinitas, tapi tarian antara kehati-hatian dan doa.
Hidup di pulau mengajarkan satu hal sederhana namun mendalam:
”Meski berani dan cermat, kita tetap tunduk pada ketidakpastian alam, dan setiap perjalanan adalah perpaduan antara keberanian, solidaritas, dan harapan”.
Cahaya di tengah gelap bukan sekadar simbol;
Ia adalah refleksi dari ketangguhan kami, anak pulau, yang “Meniti Hidup Merajut Makna” di atas laut yang tak pernah diam.
Kami belajar menatap gelombang dengan mata terbuka, hati waspada, dan langkah teguh, karena di sanalah identitas, keberanian, dan harapan kami dibentuk – setiap hari, setiap pelayaran, di tengah biru yang luas dan gelap yang menyelimuti.
INSAN.NEWS – Menginspirasi Anda Follow Berita InsanNews di Google New


