Insan.news || Makassar – Program lorong yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto – Danny – sejak periode pertamanya kian berkembang.
Dahulu hanya sebatas Lorong Garden (Longgar) namun sekarang lebih ditingkatkan menjadi Lorong Wisata atau sering disebut Longwis. Dari kuliner UMKM hingga pemenuhan pangan dengan 7 komoditi lengkap ada di dalamnya.
Baca juga :
Gelar KILAS, Ketua TP PKK Kota Makassar Tegaskan Pentinya Kontrol Orang Tua
Longwis ini bukan hanya sekedar slogan atau kata-kata semata. Longwis ini memberikan banyak harapan hidup buat masyarakat sekitarnya.
Contohnya saja, salah satu kuliner yang ada di Longwis Sydney, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang. Di dalam lorongnya terdapat Kafe terapung yang menjual berbagai makanan.
Kehadiran Kafe terapung ini membuat salah satu warga sekitar, Basri Hendra, Jl BTN Citra Tello Permai RW 11 RT 6, Kelurahan Tello Baru, merasa bersyukur.
Pasalnya, dia yang awalnya tak memiliki pekerjaan, akhirnya bisa bekerja setelah ada Rumah Makan dan Kafe Terapung Longwis Sydney sebagai tukang bakar ikan nila.
“Saya merasa sangat bersyukur akhirnya saya dan teman-teman saya bisa bekerja di sini. Walaupun di dalam lorong tapi kami bangga karena lumayan banyak pengunjung,” ucapnya, Jumat (11/11/2022).
Basri mengaku dengan adanya Rumah Makan dan Kafe Terapung Longwis Sydney sangat membantu dalam memenuhi kehidupan sehari-seharinya.
Katanya, di Kafe Terapung Longwis Sydney ini kebanyakan pengunjung memesan ikan nila bakar. Namun, pengunjung punya banyak pilihan bisa digoreng atau dimasak kuning.
Ia berharap destinasi kuliner di Longwis semakin baik kedepannya agar pengunjung bisa lebih banyak dari biasanya.
Longwis ini dihadirkan di tengah-tengah masyarakat untuk menciptakan kemandirian masyarakat secara ekonomi dimulai dari dalam lorong.
Terbukti secara angka Kota Makassar mampu mengendalikan inflasi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kota Makassar per oktober 2022 mengalami deflasi 0,11 persen atau inflasi -0,11 persen.
Dengan angka nyata tersebut, inflasi Kota Makassar mengalami penurunan dari 4,8 persen pada periode sebelumnya.