INSAN.NEWS || PANGKEP – Rencana pemindahan lokasi bongkar muat KM Berguna, kapal perintis trayek R-21 yang selama ini melayani rute Kepulauan Pangkep–Makassar, menuai gelombang penolakan. Masyarakat kepulauan bersama anggota DPRD Pangkep menilai kebijakan tersebut tidak berpihak pada rakyat kecil dan berpotensi menambah beban ekonomi warga pulau.
Selama ini, KM Berguna dan KM Amukti Palapa bersandar di Pelabuhan Paotere Makassar, pelabuhan rakyat yang telah menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat kepulauan. Namun, muncul wacana untuk memindahkan kegiatan bongkar muat ke Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar tanpa alasan yang jelas.
Menanggapi hal itu, Muhammad Ramli, Anggota DPRD Kabupaten Pangkep dari Daerah Pemilihan Kepulauan, menyampaikan penolakannya secara tegas dan meminta agar kebijakan tersebut dikaji ulang.
“Pemindahan pelabuhan sandar ke Soekarno-Hatta justru akan memberatkan warga pulau. Biaya jasa buruh dan pos keluar-masuk di pelabuhan itu jauh lebih mahal. Selain itu, masyarakat juga harus menanggung biaya tambahan untuk memindahkan barang dagangan mereka dari toko-toko di sekitar Paotere,” ujar Ramli, Jum’at (17/10/2025/).
Politisi yang dikenal sebagai “Anak Pulau” itu menegaskan bahwa Pelabuhan Paotere adalah nadi ekonomi warga kepulauan. Aktivitas jual beli, pengiriman hasil bumi, hingga kebutuhan logistik masyarakat selama ini bergantung pada pelabuhan tersebut.
“Paotere bukan hanya pelabuhan, tapi jantung kehidupan warga pulau. Di sanalah mereka menggantungkan penghidupan. Kalau dipindahkan, mereka akan kehilangan akses ekonomi yang sudah terbentuk puluhan tahun,” tegasnya.
Ramli juga mengingatkan agar pengelola kapal, agen pelayaran, syahbandar, dan otoritas pelabuhan tidak gegabah dalam mengambil kebijakan yang menyentuh langsung hajat hidup masyarakat.
“Kami tidak menolak perubahan. Tapi setiap kebijakan harus berpihak pada rakyat kecil. Jangan biarkan warga pulau menjadi korban dari keputusan yang tidak mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi mereka,” pungkasnya, Jum’at (17/10/2025/).
Rencana pemindahan KM Berguna ini kini menjadi sorotan publik dan isu sensitif di kalangan masyarakat kepulauan Pangkep, yang selama ini menjadikan kapal tersebut sebagai urat nadi transportasi dan logistik utama menuju Makassar.