Geruduk LLDIKTI IX; Mahasiswa Sebut Universitas Megarezky Mesin Politik di Pilkada Jeneponto

oleh -2190 Dilihat
oleh
LLDIKTI IX
Sejumlah Mahasiswa Demo Kantor LLDIKTI Wilayah IX dan diterima Langsung di Ruang Rapat, pada kamis (08/08/2024)
banner 1000250

INSAN.NEWS || Makassar – Aliansi Mahasiswa Merdeka menggelar aksi unjuk rasa di flyover dan wilayah LLDIKTI IX terkait mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Megarezky di Kabupaten Jeneponto. Aksi ini telah menimbulkan kontroversi karena mahasiswa KKN Megarezky diduga mempengaruhi masyarakat di lokasi KKN untuk memilih salah satu calon wakil bupati di Kabupaten Jeneponto pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan datang.

Universitas Megarezky (UNIMERZ) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara resmi, UNIMERZ didirikan pada tahun 2005 sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mega Rezky. Seiring dengan perkembangannya, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Mega Rezky Makassar kemudian mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Mega Rezky pada tahun 2014. Pada tahun 2018, STIKES Mega Rezky dan STIKIP Mega Rezky resmi bergabung dan berubah bentuk menjadi Universitas Megarezky yang saat ini memiliki 8 Fakultas dan 30 Program Studi mulai dari jenjang Diploma 3, Diploma 4, hingga Pascasarjana.

Dalam aksi unjuk rasa, Aliansi Mahasiswa Merdeka menyoroti fakta bahwa mahasiswa KKN Megarezky dijadikan “mesin politik” oleh pihak kampus secara terstruktur dan massif. Temuan lapangan menunjukkan adanya perintah dari birokrat kampus untuk mengarahkan mahasiswa KKN agar mengkampanyekan salah satu bakal calon wakil bupati, Muhammad Noer Alim Qalby Alimuddin. Setiap kegiatan mahasiswa KKN diinstruksikan untuk memposting dengan hashtag #QalbyJeneponto di media sosial, seperti dalam beberapa grup WhatsApp.

Baca;  Kepala Desa hingga Dusun Mulai Dikumpul, Diduga Soal Dukungan Calon Pilkada Bulukumba

Aliansi Mahasiswa Merdeka menuntut tindakan tegas dari LLDIKTI IX terhadap Universitas Megarezky yang diduga mempolitisir kegiatan KKN. Mereka juga mengutuk keras civitas akademika universitas tersebut dan mendesak rektor untuk mundur dari jabatannya. Aksi ini menjadi sorotan karena menciderai prinsip tri dharma pendidikan dan berpotensi menjadi preseden buruk bagi perguruan tinggi di Indonesia, terutama di kota Makassar.

Dalam wawancara, Issang, salah satu anggota Aliansi Mahasiswa Merdeka (8/8) menyatakan bahwa aksi ini adalah prakondisi. Mereka berencana untuk mengkaji lebih lanjut tindakan asusila yang dilakukan oleh Muhammad Noer Alim Qalby demi memenuhi hasrat berkuasa. Kemungkinan besar, mereka juga akan melakukan aksi unjuk rasa di KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) terkait tindakan politisasi kegiatan KKN oleh mahasiswa Megarezky.

Namun, sejumlah warga menilai tindakan ini tidak sesuai dengan esensi KKN yang seharusnya berfokus pada pengabdian masyarakat, bukan pada kegiatan politik praktis. Menurut H. Jaya, warga Jeneponto, KKN seharusnya menjadi momen bagi mahasiswa untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, bukan malah menjadi ajang promosi politik

INSAN.NEWS – Menginspirasi Anda
Follow Berita Insan News di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *