News

Hari Guru Sedunia 2025: Saat Retorika Tak Lagi Cukup, Kesejahteraan Harus Nyata

1759677008852
Hari Guru Sedunia 2025: Saat Retorika Tak Lagi Cukup, Kesejahteraan Harus Nyata
Daftar Isian Bacaan+

    INSAN.NEWS || Pangkep – 5 Oktober 2025, dunia memperingati Hari Guru Sedunia. Namun di Indonesia, peringatan ini terasa getir. Di tengah sorak-sorai perayaan HUT ke-80 TNI dan ramainya isu kenaikan gaji ASN, TNI, dan Polri, suara guru kembali tenggelam. Mereka yang setiap hari mengabdi di ruang kelas, membentuk karakter bangsa, justru masih harus berjuang dengan kesejahteraan yang jauh dari layak.

    ‎Guru sering dipuji sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi pujian itu kerap menjadi selimut yang menutupi kenyataan pahit: negara belum benar-benar menempatkan guru pada posisi terhormat yang sepadan dengan pengorbanannya. Padahal, tanpa guru, tidak akan lahir generasi yang mampu menjaga kedaulatan, mengelola pemerintahan, maupun memimpin bangsa.

    ‎‎Sekretaris Umum HMI Cabang Pangkep, Aminatuzzuhriah, menegaskan bahwa peran guru tidak bisa dipandang sebatas pekerjaan semata.

    ‎‎“Mengajar bukan sebuah profesi, melainkan sebuah panggilan. Guru adalah cahaya yang menuntun generasi menuju masa depan. Dedikasi mereka lahir dari hati, bukan sekadar kewajiban.” Ujar Aminatuzzuhriah, Minggu ( 05/10/2025/).

    ‎Pernyataan ini sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara: “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Guru adalah teladan, penggerak, sekaligus pendorong. Namun bagaimana mungkin mereka bisa menjalankan peran itu dengan optimal jika kesejahteraan mereka terus diabaikan?

    Muhammad Rusli AB Ucapkan Dirgahayu TNI ke-80: TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju

    ‎Bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), guru adalah mitra strategis dalam misi terbinanya insan cita. Tetapi realitas hari ini menunjukkan adanya ketimpangan serius: negara begitu cepat merespons isu kenaikan gaji aparatur, sementara guru masih harus menunggu janji yang tak kunjung ditepati.

    ‎Hari Guru Sedunia 2025 harus menjadi alarm keras: jangan biarkan guru terus menjadi korban retorika. Negara wajib hadir dengan kebijakan nyata, bukan sekadar slogan. Kesejahteraan guru bukan hadiah, melainkan hak.

    ‎‎Jika bangsa ini ingin maju, maka hormatilah guru bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kebijakan yang adil. Karena tanpa guru, semua cita-cita hanyalah utopia.

    ‎Selamat Hari Guru Sedunia 2025. Terima kasih atas dedikasi dan pengabdian yang tak pernah padam.

    Dekan FPIK UMI Resmi Membuka Sekolah Maritim 2025: Tekankan Pentingnya Generasi Muda Tangguh dan Kolaborasi Mahasiswa
    × Advertisement
    × Advertisement