Laut dicemari zat beracun, HMI tuding Pemda Bima Acuh SDM

oleh -104 Dilihat
oleh
Laut bima tercemari zat kimia beracun
Tampak Teluk Bima dari arah pantai Lawata-ama hami (foto ist)

Insan.news, BIMA – Teluk Bima tercemar zat beracun ribuan biota laut mati. Masih menjadi polemik yang diperbincang dan penjelasan secara lengkap soal sebab sedang ditunggu banyak elemen.

Ketua Umum Himpunan mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Muaidin, mengungkap bahwa Kabupaten Bima dan Kota Bima dari segi pemberdayaan SDM belum mendapat wadah seperti laboraturium. Padahal banyak Doktor dan prefesor putra/i asli daerah.

Menurutnya, pencemaran teluk Bima masih menyimpan tanda tanya liar dalam pikiran masyarakat tentu bukan saja Bima.
Pasalnya, kata Muaidin, penyebab pasti belum ada dan justru semakin membangun banyak asumsi liar publik.

“fenomena masyrakat juga medsos akhir-akhir ini, ada yang sebut penyebab dari zat kimia pupuk urea tanam jagung yang terbawa banjir dan terendap dalam dasar laut. Sehingga masyarakat terkesan masih bimbang melihat persoalan yang dinilai naas bagi ekosistem laut di teluk Bima”. Beber pemuda kelahiran Desa Karampi ini, minggu (1/4/2022)

Pria asal Langgudu ini Menilai hingga saat ini daerah belum dapat memposisikan sumber daya Doktor dan Profesor, serta kalangan akademis Bima yang bergerak di ruang penelitian dan pengkajian. Termasuk yang dapat diharapkan untuk menjawab fenomena yang terjadi di Daerah Bima.

“Kapan daerah ini memiliki ruang khusus berupa laboratorium bagi kalangan akademis setingkat Doktor dan Profesor”. Tanya Muaidin.

Disesalinya, dengan berlarutnya polemik yang terjadi, Muaidin menyayangkan sikap pemerintah Kota Bima maupun Kabupaten Bima yang  terlihat tidak menciptakan ruang bagi putra asli daerah dalam aspek pembangunan.

Baca;  Revolusi Birokrasi 2024: Mengakhiri Feodalisme di Kabupaten Bima

“Padahal suatu pembangunan dan desain peradaban yang gemilang tidak lepas kontribusi dan upaya para ahli yang bergerak pada bidangnya, terbukti untuk menjawab fenomena itu saja pemerintah daerah Bima kini mesti meminta keterlibatan daerah yang lain. Ini merupakan bentuk kegagalan” kritiknya

Dari sekian periodesasi kepemimpinan Himpunan mahasiswa islam (HMI) cabang Bima, Muaidin juga mengulas bahwa setiap kepemimpinan yang sudah berlalu poin tentang perlunya pemberdayaan para ahli putra daerah selalu menjadi atensi khusus dalam setiap forum dan diskusi ilmiah.

“Padahal setiap forum ilmiah yang digelar bersama dengan pemeritah daerah, HMI tetap meminta pihak pemerintah daerah Bima untuk melibatkan para ahli sebagai penopang arah pembangunan, karena kami sangat sadar bahwa kalangan akademis daerah masih banyak yang tidak diberdayakan”. Tegas Alumni Advance Training HMI Riau ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *