News

Lontara+ Jadi “Mata dan Telinga” Warga Makassar: 400 Aduan Publik Diproses Cepat, Diskominfo Siap Aksi Nyata

f9118de3 0359 48b3 800f c4a3d618e009 768x576 1
Kepala Diskominfo Makassar, Muhammad Roem, menjelaskan peta jalan pengembangan aplikasi Lontara+ dalam podcast “Ruang Tamu Herald Sulsel”. Kamis (02/10/2025). Foto Ist
Daftar Isian Bacaan+

    ‎INSAN.NEWS || Makassar,- Kota Makassar kini punya “mata dan telinga” digital yang membantu pemerintah mendengar langsung keluhan warganya. Aplikasi Lontara+, inovasi andalan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Makassar, resmi menjadi pusat aduan publik yang paling aktif.

    Sejak diluncurkan 27 Juli lalu, lebih dari 400 laporan telah diterima dan ditindaklanjuti secara cepat.

    Kepala Diskominfo Makassar, Muhammad Roem, menjelaskan bahwa Lontara+ bukan sekadar aplikasi, melainkan super apps yang mengintegrasikan ratusan layanan dari berbagai SKPD. Tujuannya sederhana:

    “Semua urusan warga cukup dalam satu genggaman, satu pintu”.

    ‎“Dulu memudahkan, sekarang kita ingin lebih memudahkan lagi. Lontara+ hadir sebagai solusi terpadu agar seluruh layanan publik bisa diakses secara terintegrasi,” ujar Roem pada Kamis (02/10/2025), dalam podcast Ruang Tamu Herald Sulsel.

    Pemkot Makassar All Out Dukung Film “Badik”: Dari Layar Lokal ke Panggung Nasional

    Peta Jalan Digital: Lontara+ Hingga 2029

    Diskominfo telah menetapkan peta jalan (roadmap) pengembangan Lontara+ hingga tahun 2029, dengan penambahan fitur setiap tiga bulan.

    ‎Pada triwulan akhir 2025, fitur baru sektor pariwisata akan dirilis – memungkinkan warga membeli tiket destinasi wisata langsung dari aplikasi. Selanjutnya, pengembangan diarahkan ke fitur pendidikan dan kesehatan.

    ‎“Masyarakat nanti bisa tahu kapasitas ruang belajar di tiap sekolah, bahkan estimasi biaya pendidikan yang dibutuhkan,” jelas Roem.

    Fitur-Fitur Andalan Lontara+ Beberapa fitur yang saat ini aktif antara lain:

    ‎“Selaraskan Makassar Livable City Plan, Pemkot Mantapkan Visi ‘Makassar Mulia’ Lewat Kolaborasi Global”

    Aduan Publik: kanal utama warga untuk melapor persoalan sampah, lampu jalan, drainase, hingga infrastruktur rusak.

    ‎Agenda Pemerintahan: Jadwal kegiatan Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, dan OPD secara real-time.

    ‎Event dan Berita Terkini: sajian informasi aktual tentang program dan kebijakan Pemkot.

    ‎‎Bank Sampah Digital:

    “Mendukung gerakan Makassar Bebas Sampah dengan sistem insentif berbasis digital”.

    Makassar Bersinar dalam Cahaya Budaya: Festival Singara’ Bulang Rayakan Harmoni 418 Tahun Kota Daeng

    Roem menyebut, laporan yang paling sering masuk terkait sampah harian, lampu jalan mati, jalan rusak, dan drainase tersumbat. Namun ada juga laporan ringan bernuansa unik.

    ‎“Pernah ada yang melapor karena tidak dapat baju panitia di acara kelurahan. Lucu memang, tapi itu bukti bahwa warga sudah paham Kominfo adalah tempat menyuarakan keluhan,” ungkapnya sambil tersenyum.

    ‎Respon Cepat, Bukti Nyata

    ‎Sistem aduan Lontara+ dilengkapi dashboard pemantauan langsung oleh Wali Kota, yang menampilkan progres respon tiap OPD.

    ‎“Rata-rata aduan direspons kurang dari 25 menit, bahkan disertai foto progres pekerjaan. Untuk sampah, targetnya harus selesai hari itu juga – sampah tidak boleh bermalam,” tegas Roem.

    ‎Untuk laporan yang bersifat kompleks seperti jalan rusak, tindak lanjut tetap dipantau hingga selesai.

    Ajak Warga Jadi Bagian Pengawasan Publik

    Roem menegaskan, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Dengan Lontara+ yang kini tersedia di Android dan App Store, warga Makassar diharapkan aktif ikut mengawasi jalannya pelayanan publik.

    ‎“Kami tidak punya cukup mata untuk melihat seluruh wilayah. Tapi dengan Lontara+, masyarakat bisa membantu pemerintah memperbaiki pelayanan publik,” tutupnya.

    INSAN.NEWS – Menginspirasi Anda ‎Follow Berita InsanNews di Google New

    × Advertisement
    × Advertisement