INSAN.NEWS II Pangkep – 31- Agustus – 2025 – Gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah belakangan ini kembali menyita perhatian publik, terutama setelah beberapa aksi massa berujung pada pembakaran kantor DPRD. Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan potensi perpecahan sosial dan keretakan persatuan bangsa.
Menanggapi fenomena tersebut, tokoh muda Pangkep Muh. Muardi H yang akrab disapa Putra lumpur menyerukan agar masyarakat tetap mengedepankan akal sehat dan semangat kebersamaan. Ia mengingatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia sejak ratusan tahun lalu tidak pernah dimenangkan dengan perpecahan, melainkan dengan persatuan.
“Jangan biarkan perpecahan merusak cita-cita bangsa yang telah dibangun selama ratusan tahun. Mari kita semua menjaganya hingga akhir hayat. Ku alleangngi tallangnga na toalia,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Muardi menegaskan, aksi kekerasan dan pembakaran fasilitas negara justru merugikan masyarakat sendiri. “Kantor DPRD adalah rumah rakyat. Ketika dibakar, yang dirugikan bukan hanya pejabat, tetapi juga rakyat yang kehilangan tempat menyampaikan aspirasi,” katanya.
Menurutnya, demonstrasi merupakan hak konstitusional warga negara. Namun hak itu harus dijalankan dengan damai dan beradab, bukan dengan cara yang justru menambah luka bangsa. Ia mengingatkan bahwa Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, serta nilai-nilai agama menempatkan persatuan dan perdamaian sebagai landasan kehidupan berbangsa.
“Bangsa ini pernah membuktikan, kita bisa melawan penjajahan karena bersatu. Jangan sampai di era merdeka ini, kita justru menghancurkan diri sendiri dengan perpecahan dan kebencian,” tegasnya.
Muardi juga mengutip pepatah Bugis: Rebba Sipatokkong , Mali Siparappe , Maliu Sipakainge — memiliki Arti frasa ini menekankan nilai-nilai kerja sama, gotong royong, tolong-menolong, dan saling menjaga antar sesama manusia dalam masyarakat menekankan pentingnya Persatuan dan solidaritas.
“Kalau kita terpecah, maka musuh bangsa kemiskinan, ketidakadilan, dan korupsi akan dengan mudah menang atas kita,” ujarnya.
Seruan ini menjadi pengingat agar gejolak politik dan sosial tidak menjurus pada perusakan, melainkan diarahkan untuk memperkuat demokrasi dan memperjuangkan keadilan secara damai.


