INSAN.NEWS II Bima NTB – Aksi massa dari Serikat Pemuda Monta yang hendak melakukan audensi di kantor Camat Monta berujung ricuh. Jalan Lintas Parado–Monta pun ditutup warga sebagai bentuk protes atas dugaan tindak kekerasan yang menimpa mereka pada Jumat (12/9/2025).
Massa datang dengan sejumlah tuntutan, di antaranya menyoroti masalah transparansi dan mendesak evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Tugas (PLT) Camat Monta. Namun, sesampainya di kantor kecamatan, mereka kecewa lantaran camat tidak berada di tempat untuk menemui.
Ketegangan memuncak ketika rombongan massa yang menunggu kepastian audensi justru berhadapan dengan aparat Satpol PP. Dalam suasana panas itu, terjadi dugaan pemukulan terhadap perwakilan massa disertai lontaran kata-kata bernuansa provokatif yang membuat situasi semakin tegang.
Serikat Pemuda Monta menilai insiden pemukulan tersebut tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab pihak kecamatan. Mereka menduga tindakan aparat terjadi atas instruksi pimpinan wilayah, sehingga menuntut adanya klarifikasi terbuka dari Camat Monta.
Insiden ini mengakibatkan satu korban atas nama Muhammad Daud yang mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Kecamatan Monta. Kondisi korban menjadi sorotan serius karena dianggap sebagai bukti nyata bahwa aksi massa ditanggapi secara represif.
Sebagai bentuk perlawanan simbolis, warga kemudian melakukan blokade di Jalan Lintas Parado–Monta. Akses utama tersebut ditutup sebagai penegasan sikap masyarakat yang merasa martabatnya dicederai, sekaligus desakan agar pihak kecamatan dan aparat bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, jalan masih ditutup warga dan situasi di Monta terpantau mencekam. Publik kini menanti langkah tegas dari pemerintah daerah untuk meredam ketegangan serta memberikan jawaban atas tuntutan massa.