Presiden dan Mega Bahas Pilpres, Pakar sebut Bahas Arah Politik Jokowi

oleh -1256 Dilihat
oleh
Jokowi
Presiden Joko Widodo – Jokowi – dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengelar Pertemuan selama 3 jam dengan di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Kedua tokoh ini bertemu di tengah hebohnya pembahasan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Insan.news || Makassar  – Presiden Joko Widodo – Jokowi – dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengelar Pertemuan selama 3 jam dengan di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Kedua tokoh ini bertemu di tengah hebohnya pembahasan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menerka pembicaraan dalam pertemuan Jokowi dan Megawati ini. Menurut Adi, pembicaraan soal konfigurasi politik di Pemilu 2024 sudah pasti dibahas.

“Kalau kita melihat panggung depan tentu bicara tentang politik kebangsaan ya. Kan itu yang nampak dalam panggung depannya. Termasuk tentu sangat mungkin bicara tentang bagaimana Pemilu 2024, ya, karena PDIP secara tegas menyatakan bahwa mestinya sudah tidak ada lagi isu-isu mengenai penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Clear itu ya. Tapi kan di panggung belakang menjadi sesuatu yang prediktif di mana tidak semua orang paham apa yang dibicarakan,” kata Adi dalam Pernyataan Pers, Minggu (19/3/2023).

Adi menilai Jokowi dan Megawati membicarakan soal arah politik dari Jokowi. Pasalnya, selama ini Jokowi kerap dikaitkan dengan endorsement ke sosok potensial capres seperti Ganjar, Prabowo, Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, Erick Thohir.

“Satu-satunya yang bisa diprediksi di panggung depannya itu ya sangat mungkin. Misalnya, kedua tokoh ini bicara tentang bagaimana konfigurasi politik 2024 terutama, misalnya, kecenderungan politik Jokowi yang selama ini misalnya, selalu dikaitkan dengan endorsement ke Ganjar, Prabowo, kadang ke yang lain seperti Airlangga, Sandiaga, Erick Thohir, dan seterusnya,” ujar Adi.

Dengan demikian, kata Adi, kecenderungan politik Jokowi tersebut perlu dikoordinasikan oleh Megawati. Adi menyebut bagaimanapun juga Jokowi merupakan kader PDIP.

“Dalam konteks itu perlu dikoordinasi karena publik tentu selalu mengait-ngaitkan bagaimana sikap politik Jokowi yang sesungguhnya. Mungkin satu hal yang ingin ditegaskan apapun judulnya ya, terlepas Jokowi itu presiden, bahwa bagi PDIP itu adalah kadernya,” sebutnya.

Adi juga memprediksi PDIP menginginkan Jokowi memprioritaskan dukungan ke sosok kader internal seperti Puan Maharani. Sebab, Jokowi dianggap tak terlalu tampak menunjukkan dukungannya kepada Puan.

“Sekalipun memberikan kode mendukung ke yang lain tentu dukungan prioritasnya bagi kader PDIP tentu saja. Termasuk mungkin dibicarakan misalnya bagaimana dukungan politik Jokowi terhadap Puan karena Puan adalah kader inti, kader ideologis dan mewarisi trah Soekarno,” katanya.

“Karena kan selama ini Jokowi sangat tidak kelihatan memberikan endorsement atau kode-kode keras mendukung Puan maju pilpres seperti dukungan Jokowi kepada yang lain. Itu panggung belakangnya yang sangat prediktif, tidak bisa ditebak tapi spekulasi itu aja muncul,” tambah Adi.

Dilansir sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pertemuan Megawati dan Jokowi berlangsung selama 3 jam. Dalam 3 jam pertemuan itu, Megawati dan Jokowi membahas berbagai hal, termasuk Pemilu 2024.

“Ibu Mega menceritakan untold story ayahnya (Ir. Sukarno) kepada Presiden Jokowi.
Cerita itu dituturkan Mega kala menemui Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta pada Sabtu (18/3) pagi WIB. “Ibu Mega menunjukkan berbagai hal yang bersifat untold story kepada Presiden Jokowi,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Sabtu (18/3).

“Bapak Presiden Jokowi mempromosikan Sayur Lodeh sebagaimana menjadi kegemaran Bung Karno, nasi goreng sea food, sop ayam kampung, dan tentu saja krupuk khas Solo,” tambah Hasto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *