Insan.News || Bima – Gelombang aksi unjuk rasa dua jilid oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Kampung (AMPPIK) NTB menuntut perbaikan saluran irigasi induk di Desa Taloko Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima, Selasa (8/2/2022).
Tahun sebelumnya, masyarakat biasa melakukan penanaman serta panen tiga kali dalam setahun karena pada saat itu aliran air pada saluran irigasi induk Desa Taloko lancar tanpa hambatan apapun. Tahun 2020 menjadi tahun terakhir aliran air pada saluran irigasi induk Desa Taloko mengalir dengan lancar.
Ketua Umum AMPPIK NTB, Sudirman menyampaikan bahwa saluran irigasi induk yang ada di Desa Taloko sangat penting untuk dikerjakan secapatnya. Sebab, masyarakat tidak akan bisa bercocok tanam di area persawahan apabila air pada saluran irigasi induk itu tidak berjalan dengan baik.
“Masyarakat Desa Taloko tidak lagi bisa menanam seperti biasanya, tiga kali setahun. Bisa kita lihat, sudah kering betul sawahnya. Kasian masyarakat, Dinas PUPR harus bergerak cepat” Ungkap Ketua Umum AMPPIK NTB.
Sudirman menilai pihak Dinas PUPR Kabupaten Bima dan PUPR Provinsi NTB tutup mata atas jeritan masyarakat Desa Taloko karena lambat mengatensi masalah pada saluran irigasi Induk yang menjadi kebutuhan dasar serta pusat mata pencaharian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak-anaknya.
“PUPR Kabupatan Bima dan PUPR NTB lambat mengerjakan saluran irigasi induk ini. Padahal sebelumnya mereka menyampaikan lewat pemerintah kecamatan sanggar akan mengerjakan secepatnya. Jadi, wajarlah kami menilai mereka tutup mata atas persoalan ini dan masa bodoh” Tegas Sudirman.
Mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan sekaligus Ketua Umum AMPPIK ini juga menilai bahwa akibat dari lumpuhnya saluran irigasi induk itu disebabkan oleh pembuatan gorong-gorong jalan provinsi yang tidak melalui pengkajian dampak lingkungan yang matang. Sehingga masyarakat harus menerima akibat negatif dari proyek jalan provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Setelah kami cek dilapangan, ternyata penyebab besarnya adalah pembuatan serta penempatan gorong-gorong yang mungkin tidak melewati kajian dampak lingkungan yang jelas. Kami minta mereka segera bertanggungjawab atas persoalan ini” Imbuhnya dengan nada keras.
Ketua Bidang Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Bima, biasa disapa Edy juga menilai lumpuhnya saluran irigasi induk yang ada di Desa Taloko itu disebabkan oleh pembuatan gorong-gorong jalan provinsi.
Ketua Umum AMPPIK, Sudirman menegaskan bahwa akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar lagi depan kantor Dinas PUPR Provinsi dan Kantor Gubernur NTB di Mataram apabila saluran irigasi induk Desa Taloko lambat dikerjakan.