Edukasi Moment News Opinions Pendidikan

Jejak Perjuangan Seorang Kader Perempuan HMI: Dari Komisariat Kecil Menuju Forum Tertinggi HMI ‎

IMG 20250913 WA0079
‎Oleh: Aminatuzzuhriah, Kader HMI Kom. STAI DDI Pangkep
Daftar Isian Bacaan+

    ‎Oleh: Aminatuzzuhriah, Kader HMI Kom. STAI DDI Pangkep

    INSAN.NEWS || Pangkep, 14 September – 2025 — Malam itu, di sebuah ruang kelas sederhana yang disulap menjadi forum diskusi, ia duduk di barisan belakang. Lampu neon berpendar redup, suara pemateri mengalun tegas, dan di hadapannya terbentang buku catatan yang mulai penuh coretan. Itulah hari pertama ia melangkah ke gerbang perjuangan sebagai peserta Basic Training (LK I) di HMI Komisariat STAI DDI Pangkep.

    ‎Tak ada yang istimewa secara kasat mata—hanya seorang mahasiswi biasa di kota kecil pesisir Sulawesi Selatan. Namun di dalam dirinya, sesuatu mulai tumbuh: keyakinan bahwa hidup ini harus dijalani dengan keberanian, ilmu, dan pengabdian. Dari forum LK I itu, ia belajar bahwa menjadi kader berarti siap memikul amanah, meski tanpa sorotan dan tepuk tangan.

    Waktu berjalan. Ia melangkah ke Forum Intermediate Training (LK II) di HMI Cabang Pangkep. Di sini, tantangannya berbeda. Ia harus memimpin diskusi, mengkritisi kebijakan publik, dan berdebat dengan senior yang tak segan menguji ketajaman pikirannya. Ada lelah, ada ragu, bahkan ada saat ia hampir menyerah. Tapi setiap kali ingat pesan seniornya—“Kader HMI itu bukan hanya cerdas, tapi juga tahan uji”—ia kembali berdiri tegak.

    ‎Puncak perjalanannya datang ketika ia menapakkan kaki di tanah Borneo, Mengikuti Latihan Kader III HMI Kalimantan Selatan. Forum ini adalah medan tertinggi perkaderan, tempat para kader terbaik dari berbagai daerah bertemu. Di sana, ia tak lagi sekadar “kader dari komisariat kecil”, melainkan suara Sulawesi Selatan yang membawa cerita tentang akar yang kuat dan mimpi yang tak terbatas.

    Reformasi Kebijakan Publik: Momentum atau Ilusi?

    “Perjalanan ini mengajarkan bahwa ukuran besar atau kecilnya komisariat tidak menentukan sejauh mana kita bisa melangkah. Yang menentukan adalah kemauan untuk terus belajar, berjuang, dan mengabdi,” ucapnya dengan mata berbinar saat penutupan.

    Kini, ia kembali ke Pangkep dengan hati yang lebih mantap. Ia tahu, perjuangan belum selesai. Dari ruang kelas sederhana di kampusnya hingga forum nasional di tanah seberang, ia membuktikan bahwa langkah kecil pun bisa menembus cakrawala. Dan bagi setiap kader yang masih ragu memulai, kisahnya adalah pesan sederhana: jangan takut bermimpi, karena mimpi yang diiringi perjuangan akan menemukan jalannya.

    × Advertisement
    × Advertisement