News

Sekretaris Umum HMI Cabang Pangkep: Batik Bukan Sekadar Kain, Tapi Manifesto Perjuangan Bangsa ‎

1759124547774 1
Batik Bukan Sekadar Kain ; Tapi Manifesto Perjuangan Bangsa – Sekum HMI Pangkep
Daftar Isian Bacaan+

    INSAN.NEWS || Pangkep – 02 Oktober 2025 – Peringatan Hari Batik Nasional kembali menjadi momentum penting bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pangkep untuk meneguhkan komitmen kebangsaan sekaligus memperkuat peran kader dalam membangun peradaban. Bagi HMI, batik bukan hanya warisan budaya, tetapi juga simbol perjuangan, identitas, dan persatuan yang sejalan dengan tujuan organisasi dalam melahirkan insan akademis, pencipta, pengabdi, serta bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur.

    ‎Sejak UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 2 Oktober 2009, batik telah menjadi kebanggaan nasional yang menyatukan keragaman.

    ‎”HMI Cabang Pangkep menilai bahwa filosofi batik yang lahir dari kesabaran, ketekunan, dan detail yang penuh makna merefleksikan proses kaderisasi HMI yang menuntut konsistensi, kesungguhan, dan orientasi pada karya nyata bagi umat dan bangsa”.

    ‎Sekretaris Umum HMI Cabang Pangkep, Aminatuzzuhriah, menegaskan bahwa Hari Batik Nasional harus dimaknai lebih dari sekadar seremoni.

    ‎“Batik adalah narasi panjang bangsa Indonesia. Setiap motifnya menyimpan pesan tentang persatuan dan ketekunan, sebagaimana HMI membentuk kader yang berkarakter, berdaya juang, dan berkomitmen pada keadilan sosial. Dengan mengenakan batik, kita tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga meneguhkan identitas kebangsaan yang menjadi bagian dari perjuangan HMI,” ujar Aminatuzzuhriah Kamis, (02/10/2025/).

    Dekan FPIK UMI Resmi Membuka Sekolah Maritim 2025: Tekankan Pentingnya Generasi Muda Tangguh dan Kolaborasi Mahasiswa

    Ia juga menambahkan bahwa mendukung pengrajin batik lokal merupakan langkah nyata menjaga keberlanjutan tradisi sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi bangsa. Bagi HMI, keberpihakan pada budaya lokal adalah bagian dari strategi membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan bermartabat.

    “Batik bukan sekadar kain, tapi manifesto perjuangan bangsa. Ia merepresentasikan sejarah, kearifan lokal, dan perlawanan atas hegemoni budaya asing. Membela batik berarti membela Indonesia,” tegas Aminatuzzuhriah, Rabu (02/10/2025/).

    Dengan demikian, Hari Batik Nasional tahun ini menjadi pengingat bahwa perjuangan kebudayaan dan perjuangan intelektual adalah dua sisi yang saling melengkapi. HMI Cabang Pangkep berkomitmen untuk terus menjadikan batik sebagai simbol perjuangan peradaban, yang hidup tidak hanya dalam kain, tetapi juga dalam sikap, karya, dan perjuangan kader bangsa.

    × Advertisement
    × Advertisement