Insan.News || JAKARTA – Australia menolak meminta maaf kepada China setelah dituduh meracuni hubungan bilateral, Kamis (19/11).
Australia menepis kritik bahwa Australia bertindak atas perintah Amerika Serikat dalam menyusun kebijakan luar negeri
“(Tuduhan) itu tidak masuk akal. Australia adalah negara yang berdaulat. Kami membuat keputusan sendiri sesuai dengan kepentingan nasional,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, seperti dikutip dari SBS News.
Sementara itu, Pejabat China telah menguraikan daftar panjang atas tuduhannya dan menuntut Australia mengambil tindakan untuk membendung hubungan yang memburuk antara kedua negara.
Lebih lanjut, Morrison menuturkan dokumen tidak resmi kedutaan China mempermasalahkan Australia karena Canberra berbicara secara bebas tentang Tiongkok perihal pelanggaran hak asasi manusia dan kritik atas politisi beserta media.
“Jika ini yang menjadi penyebab ketegangan dalam hubungan itu, tampaknya ketegangannya adalah (karena) Australia (tetap) menjadi Australia,” tutur dia.
“Saya dapat meyakinkan Anda, kami akan selalu menjadi Australia, bertindak untuk kepentingan kami dan sesuai dengan nilai-nilai kami,” ujar dia.
Rabu lalu Morrison baru saja kembali dari Jepang, di sana dia menandatangani fakta pertahanan bersejarah yang telah dikerjakan selama 6 tahun.
Setelah kesepakatan ditandatangani, kedutaan China langsung bereaksi dengan membocorkan daftar keluhan sekaligus memberikan briefing kepada media.
“China marah. Jika Anda menjadikan China sebagai musuh, China akan menjadi musuh,” kata seorang pejabat kepada Nine News.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menjelaskan bahwa para pejabat di Beijing akan menawarkan sedikit kompromi 11untuk menyelesaikan perselisihan.
Senada dengan Morrison, Menteri Perdagangan Simon Birmingham pun menyampaikan keteguhannya.
“Kami tidak meminta maaf karena Australia memiliki undang-undang investasi asing yang bertindak untuk kepentingan nasional Australia, karena melindungi jaringan komunikasi. Tapi terlepas dari semua ini, kami melakukannya dengan cara non-diskriminatif,” ujarnya kepada ABC, Kamis.