News

HMI Pangkep Kritik Hari Jadi Sulsel ke-356: Potensi Besar, Tapi Rakyat Masih Menunggu Bukti Kesejahteraan

1760891955939
HMI Pangkep Kritik Hari Jadi Sulsel ke-356: Potensi Besar, Tapi Rakyat Masih Menunggu Bukti Kesejahteraan
Daftar Isian Bacaan+

    INSAN.NEWS || Sulsel – Di tengah gegap gempita peringatan Hari Jadi ke-356 Provinsi Sulawesi Selatan, suara kritis datang dari kalangan mahasiswa. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) menilai, di balik potensi besar yang dimiliki Sulawesi Selatan, masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan – mulai dari ekonomi rakyat, lingkungan hidup, hingga pelayanan publik di wilayah kepulauan.

    ‎Ketua HMI Cabang Pangkep, Fadli Muhammad, menyampaikan bahwa Sulsel memang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif secara makro. Namun, pertumbuhan tersebut belum dirasakan secara merata di tingkat akar rumput.

    ‎“Kami melihat pertumbuhan ekonomi hanya tampak di angka, bukan di kehidupan nyata. Di wilayah kepulauan dan pesisir, masyarakat masih sulit mendapat pekerjaan tetap. Banyak yang hanya bergantung pada sektor musiman,” ujar Fadli, Senin (20/10/2025).

    ‎Kesenjangan Ekonomi dan Ketimpangan Wilayah

    ‎Sulawesi Selatan memang dikenal sebagai salah satu motor ekonomi Kawasan Timur Indonesia. Namun, ketimpangan antara kota dan desa, daratan dan kepulauan, masih terasa tajam. Sektor informal masih mendominasi, dan banyak masyarakat yang belum mendapat akses terhadap lapangan kerja layak.

    HMI Cabang Pangkep Kritik 1 Tahun Pemerintahan Prabowo: Arah Kebijakan Belum Menjawab Keadilan Sosial

    ‎‎“Ini bukan soal statistik, tapi soal hidup dan martabat manusia,” tegas Fadli. “Jika wilayah kepulauan terus tertinggal, maka pembangunan kita hanya akan menumpuk di pusat kota.”

    ‎Lingkungan Alam yang Terus Tertekan

    ‎Selain masalah ekonomi, HMI juga menyoroti kerusakan lingkungan di sejumlah daerah di Sulsel. Dari data pemantauan independen, kawasan hutan dan karst di beberapa kabupaten terus terancam oleh perluasan pertambangan dan perkebunan sawit.

    ‎“Kerusakan karst dan hutan bukan sekadar isu ekologis, tapi ancaman terhadap sumber air, pertanian, dan masa depan ekologis Sulsel,” kata Fadli.

    ‎“Kami menuntut pemerintah agar tegas dalam pengawasan lingkungan. Jangan jadikan kerusakan alam sebagai ‘biaya pembangunan’.”

    Syamsinar: Hari Jadi Sulsel Jadi Momentum Perkuat Persaudaraan dan Akselerasi Pembangunan

    ‎Nasib Nelayan: Antara Laut Kaya dan Kebijakan yang Lemah

    ‎Wilayah laut Sulsel menjadi sorotan lain. Meski memiliki potensi perikanan besar, praktik penangkapan ikan ilegal (IUU Fishing) dan kebijakan yang belum berpihak membuat nelayan kecil terus tertekan.

    ‎“Nelayan di Pangkep dan pulau-pulaunya menjadi korban sistem yang timpang: stok ikan menipis, biaya naik, tapi hasil tetap rendah. Pemerintah harus hadir, bukan hanya dengan slogan, tapi kebijakan nyata,” tutur Fadli.

    Transportasi dan Layanan Publik di Kepulauan

    ‎Keterisolasian wilayah kepulauan menjadi salah satu isu klasik yang belum terselesaikan. Fasilitas kesehatan dan pendidikan di pulau-pulau kecil dinilai masih jauh dari layak.

    Umar Haya Serap Aspirasi Warga Tabo-Tabo: Bendungan Mandek dan Kekurangan Guru Jadi Sorotan

    ‎‎“Transportasi antarpulau yang minim membuat warga sulit mengakses layanan dasar. RS Pratama di Sailus, misalnya, hingga kini belum berfungsi optimal. Ini kegagalan pemerintah memenuhi hak dasar warga,” kritik Fadli, Senin (20/10/2025).

    ‎Di bidang pendidikan, HMI menilai kesenjangan fasilitas antara sekolah di kota dan di daerah terpencil semakin memperlebar jurang kesempatan generasi muda.

    ‎“Jika anak-anak di pulau belajar di ruang kelas rusak tanpa guru tetap, sementara di kota fasilitas lengkap, maka masa depan kita sedang kita bagi dua: yang punya peluang dan yang ditinggalkan,” ujar Fadli.

    Sorotan pada Tata Kelola dan Integritas Pemerintahan

    ‎HMI juga menyoroti lemahnya tata kelola anggaran dan pengadaan publik di beberapa daerah di Sulsel. Mereka menegaskan akan mengawal secara aktif proyek-proyek pembangunan agar tidak menjadi ladang korupsi.

    ‎“Kami tidak akan diam jika menemukan penyimpangan dana publik. Pengawasan masyarakat harus menjadi bagian dari budaya pemerintahan,” kata Fadli tegas.

    ‎Momentum Hari Jadi Sulsel: Ajakan untuk Introspeksi

    ‎Menurut Fadli, Hari Jadi ke-356 Sulawesi Selatan bukan sekadar seremoni, tetapi harus menjadi momentum refleksi dan koreksi atas arah pembangunan yang belum sepenuhnya berpihak kepada rakyat kecil.

    ‎‎“Potensi Sulsel luar biasa – alamnya kaya, manusianya tangguh, dan letaknya strategis. Tapi potensi ini tidak akan berarti jika kebijakan dan keadilan sosial tidak berjalan seiring,” tutupnya.

    ‎HMI Cabang Pangkep berkomitmen menjadi pengawal moral dan sosial di daerah. Mereka menegaskan, pembangunan sejati bukan sekadar infrastruktur, melainkan keberpihakan kepada manusia.

    × Advertisement
    × Advertisement