INSAN.NEWS || Makassar – Kepemimpinan dalam bidang Kesehatan Masyarakat di Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian khusus. Kepemimpinan dalam sektor Kesehatan Masyarakat memegang peran krusial dalam menentukan efektivitas sistem Kesehatan di Indonesia. Di tengah tantangan globalisasi dan perubahan pola penyakit, maka pemimpin di tuntut memiliki kompetensi yang kuat, baik dalam mengambil keputusan berbasis data, manajemen sistem kesehatan, hingga komunikasi dan advokasi kebijakan.
Salah satu langkah yang patut di apresiasi adalah program skrining Kesehatan gratis yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2025. Dengan anggaran yang cukup besar, pemerintah mengharapkan program ini dapat mendeteksi dini dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada alokasi dana, tetapi juga pada kepemimpinan dan pengelolaannya yang baik. Program ini merupakan Langkah progresif dalam upaya meningkatkan Kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan yang sering kali menghadapi kendala dalam mengakses layanan kesehatan. Dengan pendekatan preventif, diharapkan beban penyakit kronis dapat ditekan, sehingga mengurangi biaya pengobatan yang tinggi di kemudian hari.
Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada efektivitas implementasinya di lapangan. Salah satu tantangan utama adalah infrastruktur layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil yang masih mengalami keterbatasan tenaga medis dan fasilitas diagnostik.
Jika tidak dilakukan strategi distribusi sumber daya yang merata, program ini bisa hanya efektif di wilayah perkotaan, sementara masyarakat pedesaan tetap sulit mengakses layanan Kesehatan yang berkualitas.
Pemerintah perlu memastikan bahwa program ini tidak hanya menjadi agenda jangka pendek, tetapi juga memiliki mekanisme pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan. Skrining kesehatan tanpa tidak lanjut yang jelas akan sia-sia jika masyarakat yang terdeteksi memiliki resiko penyakit tidak mendapatkan intervensi yang memadai. Oleh karena itu, selain deteksi dini, perlu ada kebijakan yang memperkuat sistem rujukan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, serta memperbaiki akses terhadap pengobatan dan layanan rehabilitasi.
Di sisi lain, transparansi dalam pengelolaan anggaran juga menjadi aspek yang krusial. Dengan alokasi dana yang besar, program ini harus di awasi dengan ketat agar tidak terjadi penyimpangan atau ketidakefisienan dalam pelaksanaannya.
Secara keseluruhan program skrining kesehatan gratis adalah langkah yang sangat baik dalam meningkatkan kesadaran serta pencegahan penyakit di masyarakat. Namun tanpa kepemimpinan yang kuat, distribusi sumber daya yang merata, serta sistem tindak lanjut yang efektif, program ini berisiko menjadi inisiatif yang bersifat sementara dan hanya mengeluarkan anggaran tanpa hasil seperti yang diharapkan. Pada program ini pemerintah harus memastikan bahwa program ini benar-benar memberikan dampak nyata dalam menekan angka penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Kepemimpinan dan sebuah kebijakan dalam Kesehatan masyarakat bukan hanya sekedar program, tetapi tentang tanggung jawab dalam memastikan kesehatan masyarakat yang baik. Kompetensi kepemimpinan yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi segala tantangan yang ada. Oleh karena itu investasi dalam pengembangan kepemimpinan di bidang kesehatan harus menjadi prioritas agar sistem kesehatan dapat berjalan efektif dan keberlanjutan.
Nur Afifah, Mahasiswi S2 Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin